Kata yang tepat adalah saatnya menguji habilitas dan kematangan kader-kader KAMMI setelah sekian lama bergelut dengan rencana strategisnya dengan konsep yang matang dan saatnya pula menyalurkan potensi dan kemampuan terbaik yang dimiliki oleh setiap kader untuk turut berpartisipasi aktif diberbagai aspek sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Kami mengatakan bahwa sebagian besar kader-kader KAMMI adalah mahasiswa/pemuda yang cerdas dan berprestasi tinggi secara akademik, hal ini terbukti melalui penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kompetensi PP KAMMI, dimana hasilnya menyatakan bahwa kader-kader KAMMI diseluruh Indonesia memiliki rata-rata Indeks prestasi akademiknya diatas 3,00 dan sebagian besar diantara mereka berada pada program studi/jurusan strategis yang sangat dibutuhkan dimasa mendatang. Kader-kader KAMMI adalah para aktivis yang siap membangun peradaban. Dan untuk menciptakan hal ini memang dibutuhkan orang-orang yang memiliki kapasitas yang besar sehingga sejatinya mereka pantas disebut sebagai aktivis peradaban. Kami menyebutnya aktivis peradaban, karena sejak saat ini gerakan KAMMI tidak lagi menjadi pemikiran konstruktif berbasis lokal atau nasional akan tetapi telah bermetamorfosa menjadi suatu gerakan yang meng-integrasi-kan pemikiran dan perjuangannya secara global.
Pertemuan yang besar ini sekiranya menjadi sejarah yang akan dikenang sebagai titik tolak gerakan mahasiswa/pemuda di Indonesia dalam meretas politik peradaban secara global. Selain perhatian yang besar terhadap dunia Islam, di muktamar KAMMI ke-VII kali ini juga membahas perjuangan politik luar negeri yang menempatkan Indonesia sebagai pejuang dalam menciptakan tatanan keseimbangan dunia baru, Penggalangan kekuatan Negara-negara regional seperti ASEAN dan negara-negara Islam (OKI) mutlak diperlukan sebagai penyeimbang kelompok-kelompok Barat. Selain itu, hal tersebut juga harus diimbangi dengan kekuatan diplomasi internasional yang handal, sehingga Indonesia dipandang sebagai bangsa yang bermartabat.
KAMMI mendesakkan, Indonesia harus berusaha keras agar PBB tidak menjadi alat kepentingan Negara superpower, tetapi harus menjadi alat yang mewujudkan perdamaian dunia dan terciptanya tata perekonomian dunia yang merata dan adil. Untuk itu, Indonesia harus menentang keberadaan hak veto bagi Negara-negara adi kuasa dan menggalang diplomasi untuk menghapus hak veto.
Dan tak kalah pentingnya diperlukan komitmen bangsa Indonesia dan umat Islam dunia untuk mendukung sepenuhnya perjuangan rakyat Palestina. Dukungan terhadap Palestina tidak hanya diwujudkan dalam bentuk mengutuk, tetapi harus diwujudkan dengan langkah-langkah yang lebih nyata. Seperti menggalang solidaritas dan dukungan dunia Islam untuk menyeret Ariel Sharon, Ehud Olmert dan Israel ke Mahkamah Internasional. Usaha ini merupakan perwujudan dari amanat konstitusi UUD 1945 yang menjamin kemerdekaan setiap bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia.
Dalam konteks hubungan luar negeri, KAMMI juga memiliki pandangan bahwa Teknologi nuklir merupakan salah satu teknologi alternatif yang harus dikembangkan untuk kemanusiaan. Bukan dikembangkan untuk menekan atau bahkan menghancurkan Negara lain. Setiap Negara punya hak untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kemanusiaan. Tidak ada alasan bagi sebuah negara untuk menghalangi negara lain mengembangkan teknologi nuklirnya untuk kemanusiaan. (Ikhsan Pallawa / Ketua Kompetensi PP KAMMI 2009-2011)
No comments :
Post a Comment
Syukron atas komentarnya, HAMASAH!!!