Berjumpa denganmu, It’s Amazing. Kita bertemu pada tempat dan situasi yang diberkahi Allah, Deklarasi KAMMI Komsat Sidoarjo. Tak perlulah bercerita tentang perjuanganku agar bisa menghadiri acara paling dinanti itu. Karena, pertemuan kita adalah hal yang paling penting dalam sejarah . :D. Membuat dunia yang tadinya hanya terisi warna hitam dan putih, menjadi secerah pelangi., Seindah mentari pagi, selembut sutra ratu prabu siliwangi. Kau dengan setia menyambut kami dengan senyum yang sangat lebar, memeluk dan tentu saja sambil membagikan snack yang bagiku saat itu sungguh berarti untuk perbaikan gizi. Waktu itu, kau dan aku memiliki hati, rasa dan semangat yang sama. Merubah dunia.
Berapa lama kita sudah saling kenal mbak? Dan berapa lama kita merajut asa dan rasa bersama?. Ingatkah mbak? Disaat pertama kali kita putuskan untuk berjuang bersama. Kau dan aku, yang meruntuhkan teori tentang senior selalu benar dan junior harus mengikuti kata senior. Ya, kau. Hanya kau yang mau mendengarkanku, melihatku dengan mata hatimu. Hingga tiba – tiba saja kita menjadi sekutu yang abadi. Tidak akan hilang kenanganku tentangmu, kau yang setia menemaniku dengan sepeda motor pinjaman, kemanapun, menemaniku menginap untuk menyelesaikan tugas diluar, mengantarkanku menjelang maghrib dan hujan untuk mengantarkan sesuatu pada seorang ikhwan dikantornya (dan ikhwan itu lama sekali keluarnya, lagi mandi katanya) bahkan dengan becak carteran dikala kita terantuk – antuk dalam kelelahan sepulang daurah itu. Kita selalu bersama. Kau yang membantuku merapal hafalan Ash Shaf sebagai tiket menuju Surabaya. Kau, yang tidak pernah sungkan memarahiku ketika 3 aqua gelas itu dilempar dan menghantam lantai ruangan rapat. Dan kau, yang menuduhku sebagai dalang dari mobilisasi teman – teman ke lamongan pada saat ibunda tercinta dipanggil Yang Maha Kuasa.
Kau mengetahui aku, baikku burukku, dan sebaliknya. kau dan aku, yang selalu berlomba siapa yang paling cepat menuju pintu kamar mandi, yang tak pernah bosan menggedor pintu itu dengan meneriakan “Cepetan!Woi Cepetan dong!Ojo Suwe2 rek!” dengan volume suara yang luar biasa tak enak didengar. Terkadang aku merasa kasihan pada orang yang ada didalamnya >:P. dan tentu saja kau, yang tidak pernah memaksaku untuk menyapu, mengepel serta menyiram kebun didepan rumah.
Kau tahu aku menyukai siapa, dan sungguh frustasi,,karena aku tidak mengetahui siapa yang kau suka. Hanya saja, kau sekali dua kali menyebutkan tentang seseorang temanmu yang ada di Kalimantan. Aku pikir itu saudaramu, kuanggap angin lalu saja. Ya, Kau sangat mengetahui siapa yang aku suka, dan kau sangat tidak respek terhadap hal tersebut. Menurutmu, tidak pantas seorang akhwat bersikap seperti itu. Dan itu benar, hal itu memang salah. aku mengakuinya. Dan benar saja, aku menikah dengan orang lain, dan diapun juga menikah dengan orang lain, jadi hal yang dulu – dulu itu, percuma saja. Buang – buang waktu. Tapi, kita sepakat pada satu hal, selagi janur kuning belum terkembang , bolehlah kita menaruh harap pada seseorang…hehe.., dan sepertinya kita pernah menaruh harapan pada satu orang yang sama, dan kecewa bersama – sama ketika dia bilang sudah beristri walaupun nyatanya bohongan. Hahaha…
Aku rindu. ya , aku rindu dengan langkah – langkah kaki kita menuju tempat – tempat yang kita suka, rindu akan malam – malam dimana kau dan aku saling berdiskusi, rindu akan teriakanmu agar tidak berlama – lama ngobrol ditelepon,rindu senyuman grogimu ketika dimintai tolong seorang ikhwan untuk membayari makan malam seorang ustadzah yang baru saja tiba dari Jakarta. Rindu akan cekikikanmu mendengar ceritaku tentang seseorang manusia yang paling lembut sesidoarjo menangis ditelepon. Rindu akan sepeda merahmu yang kadang kulupa kalau itu bukan punyaku. Rindu dengan ketukan pintu rumah bait el izzah yang menandakan ada kiriman makanan dari para penggemar kita. :D.
Trimakasih ya mbak, untuk pengorbananmu mengiringiku di hari pernikahan. Rela terinjak2 tukang-tukang di kereta ekonomi, karena tak satu pun dari kita yang mendapat tempat duduk kereta sby-jkt, dengan hati yang luar biasa ikhlas, kau dan teman – teman menemaniku ke Jakarta. Bila teringat, sedih hatiku mbak…, terimakasih,,terimakasih untuk usahamu menghapus derai air mataku dimalam jelang pernikahan. Terimakasih untuk usahamu dan teman – teman semua untuk mempersiapkanku bertemu dengan kekasihku sekarang. Mempersiapkan baju pengantinku, lulurku, heenaku dan tentu saja make up ku.. . Kau dan teman – temanlah keluargaku. Layaknya sinetron cinta fitri yang kita tonton bersama – sama dulu.
Masih banyak cerita tentang kau dan aku, tak cukup hardisk untuk memuatnya .:P. Dan tak mengapa kan bila kuceritakan ini pada dunia? Agar semua orang tahu bahwa kau adalah sahabat terbaikku dan aku mencintaimu karena Allah.
No comments :
Post a Comment
Syukron atas komentarnya, HAMASAH!!!